Bukan Hanya Desa Wadas, Ini Konflik Agraria yang Pernah Terjadi di Jawa Tengah

Lingkungan  

JAKARTA --Penolakan warga Wadas terhadap tambang andesit memasuki babak baru, dengan hadirnya ribuan aparat yang mengawal pengukuran lahan. Pengukuran lahan tambang itu bukan hanya disertai dengan intimidasi, tapi juga penangkapan terhadap 64 warga.

Peristiwa yang masuk kategori konflik agraria ini bukan pertama kalinya terjadi di Jawa Tengah. Berikut sejumlah konflik Agraria di Jawa Tengah yang melibatkan aparat dan masyarakat :

Wadas

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Warga menolak tambang andesit di Desa Wadas yang rencananya akan dijadikan bahan baku pembuatan Bendungan Bener, yang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional. Berdasarkan laporan media, tambang ini diketahui tidak memiliki AMDAL tersendiri dan akan mengorbankan lahan bukit yag diisi pepohonan besar.

Pekan ini merupakan pekan yang mencekam bagi warga Desa Wadas. Ratusan aparat diturunkan dengan dalih mengamankan pengkuran tanah. Namun tak hanya pengamanan, warga juga diintimidasi oleh aparat, bahkan sampai ada yang dipukul, diseret hingga ditangkap.

Batang

Perjuangan panjang warga Batang menolak pembangunan proyek PLTU Jawa Tengah 2x1000 MW. Perlawanan warga Batang menolak PLTU telah dimulai sejak kurang lebih 10 tahun lalu. Walaupun perjuangan panjang warga tak mempengaruhi jalannya proses pembangunan PLTU yang saat ini proyek pembangunan konstruksim PLTU telah mencapai 95,8 persen.

Tak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Wadas, penurunan aparat dengan dalih untuk mengkondusifkan suasana juga dilakukan negara.

Kendeng dan Pati

Penolakan tambang karst dan pembangunan pabrik di Kawasan Gunung Kendeng, Rembang, Jawa Tengah. Intimidasi juga dilakukan kepada warga yang tergabung dalam aksi menolak tambang karst dan pembangunan pabrik PT Semen Indonesia di Kawasan Gunung Kendeng, Rembang. Pada 16 Juni 2014, warga yang didominasi para perempuan ini menduduki lokasi tapak pabrik. Tujuh orang sempat diamankan oleh TNI/Polri, termasuk ibu-ibu.

Konflik agraria tidak hanya terjadi di Jawa Tengah. Seringkali proyek pembangunan pemerintah justru merusak lingkungan dan mengusik hak tinggal agi warga yang membangun kehidupan mereka di pedesaan. Pada akhirnya, warga setempat yang merasakan kesengsaraan dari dampak yang ditimbulkan pembangunan-pembangunan tersebut.

Sumber : Greenpeace Indonesia

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini
Image

Pendaki dan jurnalis

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image